Jenis Pupuk Pestisida Tanaman Jahe.
Dalam rangka memulai budidaya jahe, kita akan membutuhkan informasi sempurna wacana pestisida dan pupuk jahe. Sebenarnya flora umbi-umbian (temu-temuan) ini tidak terlalu memerlukan pestisida, lantaran daun jahe tidak disukai serangga, ulat dan hama lain, bahkan jahe itu sendiri dapat diolah menjadi pestisida organik. Berbeda halnya dengan bawang merah dan tomat, dimana flora ini mempunyai hama banyak jenis sehingga diharapkan banyak sekali jenis pestisida setiap kali penyemprotan.
Pupuk flora jahe biasa dipakai yaitu Urea, TSP, K2O dan ZK. Ada dua jenis pemupukan pada budidaya jahe yakni;
Pupuk dasar dipakai pada ketika kita memulai membuka lahan tanam, adapun jenis pupuk dasar flora jahe adalah; kompos + dolomit. Jumlah kompos/ pupuk sangkar diberikan sekitar 70 ton / ha, dan dolomit bergantung pada tingkat keasaman tanah (PH). Semakin rendah PH tanah semakin banyak dolomit yang dibutuhkan.
Pupuk lanjutan mulai diberikan pada umur tanam 60 hari, pemupukan pertama flora jahe cukup dengan sangkar + Urea 15 gr/ pokok + ZK 10 gr/pokok + TSP 10 gr/pokok. Pupuk ditabur dalam bentuk butiran, selain itu dapat juga dengann sistem cor (pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanah sekitar batang jahe), namun banyak petani tidak menyarankan tunjangan pupuk jahe secara cor ini.
Pemupukan selanjutnya dilakukan sehabis umur tanam 90 hari, dan 1 kali 2 bulan seterusnya. Pupuk lanjutan ini ditambah dengan K2O 120 kg/ ha, NPK 50 Kg/ ha dan P2O5 50Kg / ha. Komposisi pupuk harus diubahsuaikan dengan perkembangan tumbuh tanaman, kalau kita kurang memahami sebaiknya konsultasi dengan petugas penyuluh pertanian setempat (gratis kok). Biasanya pemupukan akan diubahsuaikan dengan kesuburan tumbuh flora jahe, jikalau daun hijau merata akan dikurangi unsur N dan sebagainya.
Tentang pestisida jahe tampaknya tidak terlalu penting dibahas, menyerupai dijelaskan diawal hama musuh flora jahe sangat sedikit. Penyemprotan lebih diarahkan kepada penambahan zat akar, daun dan batang saja. Kita dapat memakai produk-produk organik untuk meningkatkan bobot rimpang (umbi jahe).
Pupuk flora jahe biasa dipakai yaitu Urea, TSP, K2O dan ZK. Ada dua jenis pemupukan pada budidaya jahe yakni;
- pupuk dasar
- pupuk lanjutan
Pupuk dasar dipakai pada ketika kita memulai membuka lahan tanam, adapun jenis pupuk dasar flora jahe adalah; kompos + dolomit. Jumlah kompos/ pupuk sangkar diberikan sekitar 70 ton / ha, dan dolomit bergantung pada tingkat keasaman tanah (PH). Semakin rendah PH tanah semakin banyak dolomit yang dibutuhkan.
Pupuk lanjutan mulai diberikan pada umur tanam 60 hari, pemupukan pertama flora jahe cukup dengan sangkar + Urea 15 gr/ pokok + ZK 10 gr/pokok + TSP 10 gr/pokok. Pupuk ditabur dalam bentuk butiran, selain itu dapat juga dengann sistem cor (pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanah sekitar batang jahe), namun banyak petani tidak menyarankan tunjangan pupuk jahe secara cor ini.
Pemupukan selanjutnya dilakukan sehabis umur tanam 90 hari, dan 1 kali 2 bulan seterusnya. Pupuk lanjutan ini ditambah dengan K2O 120 kg/ ha, NPK 50 Kg/ ha dan P2O5 50Kg / ha. Komposisi pupuk harus diubahsuaikan dengan perkembangan tumbuh tanaman, kalau kita kurang memahami sebaiknya konsultasi dengan petugas penyuluh pertanian setempat (gratis kok). Biasanya pemupukan akan diubahsuaikan dengan kesuburan tumbuh flora jahe, jikalau daun hijau merata akan dikurangi unsur N dan sebagainya.
Tentang pestisida jahe tampaknya tidak terlalu penting dibahas, menyerupai dijelaskan diawal hama musuh flora jahe sangat sedikit. Penyemprotan lebih diarahkan kepada penambahan zat akar, daun dan batang saja. Kita dapat memakai produk-produk organik untuk meningkatkan bobot rimpang (umbi jahe).
Komentar
Posting Komentar