Analisa Budidaya Daun Bawang : Pendapatan Dan Resiko

Berdasarkan analisa budidaya daun bawang yang pernah dipublikasikan Pasca Sarjana Manajemen Agribisnis IPB dalam bentuk tesis/ skripsi maka kita sanggup menciptakan ringkasan wacana pendapatan yang mungkin sanggup didapatkan petanai. Studi tersebut tentu didasari dari fakta dilapangan serta perhitungan matematis. Berikut kesimpulan hasil analisa budidaya daun bawang menurut riset tersebut.
Berdasarkan analisa budidaya daun bawang yang pernah dipublikasikan Pasca Sarjana Manajeme Analisa Budidaya Daun Bawang : Pendapatan dan Resiko

Dalam skala 0,3 hektar / 3000 meter persegi produksi petani daun bawang rata-rata 2 ton (2.250 Kg). Dengan harga jual daun bawang rata-rata dari petani ke penampung Rp. 10.000,- maka akan pendapatan petani bawang daun 1 ekspresi dominan tanam adlah Rp. 22.500.000,-.

Masa tanam daun bawang sampai panen yaitu sekitar 2 bulan, artinya dalam setahun petani sanggup panen daun bawang sekitar 5 kali. Dengan demikian pendapatan mereka selama setahun yaitu 112.500.000 dengan lahan 0,3 ha.
Berdasarkan analisa budidaya daun bawang yang pernah dipublikasikan Pasca Sarjana Manajeme Analisa Budidaya Daun Bawang : Pendapatan dan Resiko

Dari hasil analisa budidaya daun bawang tersebut kelihatannya pendapatan petani begitu besar hanya dengan satu komoditi pada lahan tergolong kecil. Tapi kita lihat kenyataan, tidak ada petani daun bawang yang mempunyai pendapatan 112,5 juta per tahun, mengapa demikian?



Dalam perjuangan budidaya daun bawang (pertanian secara umum) ada yang disebut dengan resiko ketidak pastian. Resiko tersebut banyak sekali, diantaranya; fluktuasi harga cenderung tinggi, hama penyakit, ekspresi dominan yang tidak menentu, dan lain-lain.

Fluktuasi harga daun bawang sangat tinggi, dalam sebulan perubahan harga sanggup terjadi 30 kali (setiap hari harga jual berubah). Perubahan harga tersebut terkadang sangat drastis, contohnya hari ini harga daun bawang Rp. 13.000/ Kg, besok harga sanggup bermetamorfosis Rp. 5.000/ Kg. Mengapa fluktuasi harga daun bawang sangat tinggi? banyak alasan, diataranya; daun bawang substitusi dengan bawang merah, jikalau bawang merah banjir di pasaran cenderung harga akan turu dan juga berdampak kasatmata pada harga daun bawang.

Hama penyakit daun bawang cukup banyak, sama banyaknya dengan hama pada bawang merah walaupun hama utama hanyalah ulat daun. Serangan hama akut merugikan petani, bahkan bisa-bisa gagal panen. Harga pestisida di Indonesia juga cenderung tinggi, akhirnya petani harus menanggung biaya produksi tinggi pula. Dengan demikian laba budidaya daun bawang tidak seindah hasil analisa usaha.

Contoh analisa budidaya daun bawang menyerupai yang digambarkan diatas sanggup anda download di di sini, atau bila ingin melihat citra analisa budidaya cabai sanggup dilihat di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Budidaya Daun Bawang Dari Biji

Kelebihan Dan Laba Memasak Memakai Kayu Bakar

Mencangkok Pohon Mangga Biar Cepat Tumbuh Akarnya